skip to main content

Memperbaiki ketahanan pangan berarti memberi semua orang akses ke makanan yang aman, bergizi, dan terjangkau—sebuah upaya yang sangat besar dan kompleks.

Dalam misinya untuk memberi makan dunia dan memperbaiki ketahanan pangan, Cargill bekerja untuk memperbaiki sistem pangan global dengan berbagai cara di banyak industry.

Cargill bermitra dengan organisasi lain untuk melatih petani menerapkan praktik-praktik agronomi, yang membantu mereka meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

Aliran perdagangan terbuka memungkinkan makanan untuk berpindah dari tempat surplus ke tempat berkekurangan, membuat orang di daerah-daerah miskin dapat membeli makanan dengan biaya lebih murah.

Memberi makan Afrika, dan dunia, adalah tantangan kompleks yang mengharuskan kepentingan publik, swasta, dan nonpemerintah bekerja bersama.

Memperbaiki ketahanan pangan di seluruh dunia

Upaya Cargill dalam sistem pangan global memberikan pengetahuan unik tentang apa yang diperlukan untuk memastikan akses ke makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi semua orang. 

June 01, 2015

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan ada sekitar 800 juta orang yang kurang gizi kronis di dunia saat ini—itu kurang lebih satu berbanding sembilan, dan banyak di antaranya masih anak-anak. Meski dunia telah membuat kemajuan besar dalam mengurangi kelaparan, memberi makan dunia masih menjadi sebuah tantangan.

Populasi Bumi tidak hanya bertambah, tetapi menjadi lebih urban, paling cepat bertumbuh di wilayah-wilayah yang tidak cukup cocok untuk produksi pangan. Sementara itu, para petani harus beradaptasi dengan berbagai tantangan produksi baru akibat perubahan iklim. “Ketahanan pangan global adalah tantangan besar,” kata Greg Page, executive chairman Cargill. “Dibutuhkan kolaborasi. Dibutuhkan pendekatan multidisiplin.”

“Ini bukan masalah yang dapat dipecahkan sebagian-sebagian, tetapi perlu didekati secara holistik.”
— Greg Page, Executive Chairman Cargill

Berita baiknya sistem pangan global saat ini mampu memproduksi cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi dunia. Para petani di seluruh dunia telah mampu menggandakan produksi biji-bijian, beras, dan oilseed mereka sejak 1975, berkat adaptasi dengan perubahan kondisi tanam, kemajuan dalam ilmu genetika dan agronomi, serta peningkatan “intensifikasi”, praktik memproduksi lebih banyak panenan tanpa menggunakan lahan baru. Tetapi akses ke persediaan yang melimpah ini tetap saja tidak seimbang, karena kemiskinan ekstrem, hambatan perdagangan (trade barrier), perang, serta tidak memadainya infrastruktur penyimpanan dan transportasi.

Untuk mengatasi ketimpangan ini dan memenuhi komitmennya untuk memberi makan orang-orang, Cargill bekerja baik sendiri maupun bersama pihak lain untuk memperluas akses makanan, memperbaiki produktivitas pertanian, dan meningkatkan pendapatan petani, sembari memastikan penggunaan SDA secara bertanggung jawab. Perusahaan mengadvokasi kebijakan yang dapat memperbaiki ketahanan pangan dan memungkinkan petani berkembang. Cargill meyakini bahwa untuk menyediakan pangan yang mencukupi, aman, dan terjangkau bagi semua, kita harus mendukung perdagangan terbuka, dan yang sama pentingnya, memanfaatkan sains dan teknologi agar petani dapat mengoptimalkan lahan mereka.

Demi memperbaiki ketahanan pangan, Cargill berupaya mengedukasi negara tentang potensi mereka. Ketika negara memanen tanaman yang paling cocok untuk kondisi tanam asli mereka, dan terbuka untuk memperdagangkan surplus panenan yang mereka produksi, mereka menciptakan dampak positif yang signifikan. Pertukaran seperti ini memastikan ada lebih banyak makanan yang diproduksi dengan cara yang tidak hanya lebih ekonomis, tetapi juga lebih lestari (sustainable).

Perdagangan yang terbuka dan berbasis rasa percaya juga memungkinkan makanan untuk sampai ke tempat-tempat yang membutuhkan, terutama negara-negara miskin yang baru berkembang dan saat ini mengalami kekurangan pangan. Selama lebih dari 50 tahun, peningkatan produksi pangan di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa Timur telah menyediakan pangan yang diperlukan untuk memberi makan populasi Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang terus bertumbuh. Pada 2014, Cargill menginvestasikan 3,2 miliar dolar AS untuk aset dan fasilitas yang dapat membantu memindahkan makanan secara lebih efektif dari tempat penanaman ke tempat yang paling membutuhkan.

“Jika ingin cepat, pergilah sendiri. Tetapi jika ingin jauh, pergilah bersama-sama.”
— Pepatah Afrika

Tetapi kemampuan untuk memberi makan dunia ini bergantung pada keberadaan petani sukses di semua tingkat produksi. Agar mereka lebih mudah dalam menjalankan peran vital mereka dalam sistem pangan global, Cargill membantu menyediakan akses ke input, kredit, penyimpanan, distribusi, dan teknologi. Kita memanfaatkan kerja sama jangka panjang kita dengan CARE untuk mengentaskan ribuan keluarga pedesaan di Afrika, India, Brasil, dan Amerika Tengah dari kemiskinan melalui pelatihan petani dan inisiatif pendukungan masyarakat. Perusahaan juga bermitra dengan organisasi seperti Program Pangan Dunia (WFP) dan Aliansi Global untuk Perbaikan Gizi (GAIN) untuk mengatasi kelaparan di masyarakat seluruh dunia.

Meski hambatan masih tetap ada, Cargill optimistis tentang kemampuan dunia untuk mengurangi kelaparan kronis dan memberi makan penduduknya. Dan perusahaan memiliki posisi yang unik untuk membantu populasi yang terus bertumbuh ini mengatasi masalah-masalah ketahanan pangan dan memberi generasi depan kesempatan untuk berkembang.