skip to main content

Sebuah sekolah baru untuk Indonesia  

Di daerah Sukabumi, Cargill menemukan cara baru untuk memperkuat masyarakat pertanian di seluruh dunia: membangun sekolah. 

January 01, 2015

Selama satu setengah abad, satu bagian besar dari dampak global Cargill adalah memberdayakan individu-individu dan membantu mereka mewujudkan cita-cita. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana masyarakat lokal mendefinisikan sukses, kemudian menyelaraskan kapabilitas Cargill dengan nilai-nilai tersebut.

Pada tahun 1976, Cargill mempelajari prioritas sebuah daerah terpencil di Jawa Barat: Sukabumi. Tidak lama sebelumnya, perusahaan memulai operasi di Bogor, Indonesia, dan berencana untuk memulai operasi unggas di wilayah Sukabumi.

Secara spesifik, Cargill akan membuat sebuah peternakan unggas di Sukabumi, lengkap dengan area pembiakan, tempat penetasan, dan pabrik pakan, dan berharap dapat menyewa lahan seluas 62 acre dari pemerintah. Perusahaan kemudian mengetahui bahwa lahan sebelumnya telah dibagi menjadi 149 bidang sawah dan bahwa hak kepemilikan tanahnya dipegang oleh 110 petani dan warga masyarakat. Untuk mewujudkan rencananya, Cargill membutuhkan persetujuan setiap dan semua pemilik tanah.

Perwakilan Cargill bekerja untuk membangun dan memupuk hubungan guna meyakinkan warga bahwa perusahaan berkomitmen untuk memberikan dampak positif yang besar pada daerah. Mereka pun menyadari bahwa sebuah sekolah baru akan dapat membantu masyarakat agar lebih sejahtera. Di siang hari, sekolah akan mendidik anak-anak. Di malam hari, petani unggas dapat belajar praktik terbaik yang mutakhir dalam membiakkan, menangani, dan memasarkan ternak mereka. 

“…perwakilan gubernur untuk bidang pendidikan mengingat: ‘Cargill akan digunakan sebagai contoh perusahaan dengan investasi AS yang mau ikut bekerja demi perbaikan Indonesia melalui pendidikan.’”
— F.M. “Parky” Parkinson, Manajer, Cargill Indonesia

Warga masyarakat pun segera menyetujui gagasan Cargill membangun sekolah. Bahkan, para warga sangat antusias sehingga mereka menghubungi ke-110 tetangga mereka yang memiliki tanah tersebut, meyakinkan satu sama lain agar mau menyewakan lahan 62 acre yang dibutuhkan Cargill. Kesepakatan itu disetujui dan ditandatangani oleh manajer Cargill Indonesia F.M. “Parky” Parkinson, memulai pembangunan baik sekolah maupun peternakan pembiak. Saat ini, kedua fasilitas tersebut masih berdiri. Untuk terus memperkuat masyarakat lokal, Cargill juga memberikan dukungan kepada lebih dari 85 sekolah di 16 lokasi di seluruh Indonesia.

Tetapi cerita ini tidak berakhir di sana. Membangun sekolah baru telah menjadi bagian vital dukungan Cargill terhadap masyarakat pertanian di seluruh dunia. Lebih dari 100 sekolah yang didanai Cargill di negara-negara seperti Tiongkok, Turki, Vietnam, dan beberapa bagian Afrika mendukung sebuah sistem tanpa penggunaan tenaga kerja anak-anak, sekaligus memberi masyarakat pedesaan terpencil stabilitas, pendidikan, dan janji kesuksesan masa depan.

First School in Indonesia Inpage

Dengan dukungan dari masyarakat, manajer Cargill F.M. “Parky” Parkinson menandatangani dokumen yang secara resmi menyerahkan sekolah baru kepada pemerintah Indonesia.

First School in Indonesia Inpage 2

Di sekolah itu, terdapat sebuah prasasti yang menyatakan: “Didedikasikan oleh PT Cargill kepada generasi masa depan Sukabumi demi kemajuan pendidikan pertanian dan peternakan.”